JAVA COMPUTER
AJIBARANG
Computer Service Center - Education, - Maintanance - Sale
Repair Computer, Laptop/NoteBook, Printer.
Lembaga Kusus dan Pelatihan Jln. Pandansari No.9
Ijin Pemda dan Telah Divalidasi
Kementrian Pendidikan Nasional Jakarta
Akta Notaris Henny Dwi BudiastutyAnggraeni, S.H, M.Kn.
Akta Notaris Henny Dwi BudiastutyAnggraeni, S.H, M.Kn.
Ajibarang - Banyumas - Jawa Tengah
Mobile: 085 743 622 909
Panggilan Ke Rumah maupun Kantor
Panggilan Ke Rumah maupun Kantor
Hari Minggu/Libur Buka
Sudah sejak dulu Wahabi menjadi alat propaganda, termasuk politik dg membusuk2an bahwa Masyumi sarang Wahabi agar tidak memilih Masyumi, juga untuk mematikan semangat umat islam yg hendak kembali memurnikan Tauhid ( ini cerita alm bapak saya yg kebetulan bliu aktivis Masyumi ).
Mari kita cermati bersama;
> Pada tahun 1788 zaman pemerintahan Paku Buwono IV ( Sunan Bagus ). Beberapa org penganut faham Wahabi datang ke tanah jawa dan menyiarkan ajaran ini, bukan saja masuk ke Solo dan Jigja, tetapi juga ke Cirebon dan Madura, merekapun mendapat sambutan baik. Bahkan Sunan Bagus ( Paku Buwono IV ) tertarik dg ajaran Wahabi.
Namun kemudian Belanda mendesak agar orang2 Wahabi ini diserahkan kepadanya, karena Belanda tahu jika faham wahabi ini di kenal oleh masyarakat. Nah, lantaran desakan itu, maka orang2 wahabi ini ditangkapi dan diserahkan kepada Belanda yg kemudian oleh Belanda dikembalikan ke tanah Arab.
Pada tahun 1801 ( 12 tahun kemudian ) orang2 wahabi datang lg, tetapi bukan lg dari Arab melainkan putra Indonesia sendiri yaitu; Anak Minangkabau H. Miskin Pandai Sikat ( Agam ), H.Abdurrahman Piabang ( Lubuk Lima Puluh Koto ), H.Mohammad Haris Tuanku Lintau ( Lubuk Tanah Datar ). Mereka menyiarkan ajaran itu di Lubuk Agam ( Bukittinggi ) dan mendapat banyak murid dan pengikut. Salah satu pengikutnya adalah; Tuanku Nan Renceh Kamang, Tuanku Samik Empat Angkat. Dan akhirnya gerakan itu melebar dan meluas sehingga terbentuklah "Kaum Paderi" di antara mereka adalah " Tuanku Imam Bonjol" maka terjadilah perang paderi 37 tahun meteka melawan penjajahan Belanda.
Kemudian pada abad ke delapan belas dan sembilan belas gerakan wahabi dapat dipatahkan; -) Pertama; orang2 wahabi dapat diusir dari jawa. -) Kedua; Dikalahkan kekuatan senajata.
Namun di abad kedua puluh muncul lg. Di Minangkabau timbulah gerakan "Kaum Muda". Di Jawa datanglah K.H.A.Dahlan dan Syekh Soerkati. K.H.A.Dahlan dg Muhammadiyah. Syekh Soerkati membangu semangat baru di kalangan orang2 Arab, yg ketika dia datang orang2 Arab belum pecah menjd dua yaitu; Arrabithah Alawiyah dan Al Irsyad. Bahkan yg mendatangkan Syekh itu adalah dari kalangan yg kemudian membentuk Ar-Rabithah Adawiyah.
Muhammadiyah memang bukan Wahabi. Tapi sebagai warga
Muhammadiyah yg ber-Muhammadiyah harus dapat melihat dg jernih tidak ikut2 an
membenci atau antipati. Inilah comment seorang Ibu 'Aisyiyah Ibu Washiati Dahlan di Facebook. Muhammadiyah mendapat trademerk Pengikut Wahabi, apa sih wahabi orang awan mengatakan ajaran tidak membolehkan yasinan, tahlilan (kendurian untuk orang mati), puji-puiian (suluk) tidak suka shalawatan (shalawat badar, nariyah) etc. Pada akhir-akhir ini Wahabi bergeser ke Kelompok (manhaj) Salafi, kelompok tradisional yang diwakili Nahdatul 'Ulama menuduh Manhaj Salafi adalah Wahabi. Gayung bersambut, waktupun berlalu udara Indonesia dengan pemerintahan yang amburadul dihembuskan "Wahabi"isme.... dihembuksan lagi Muhammadiyah, Salafi... sebagai pengikut Wahabi. Tapi kenapa Al-Irsyad... Persis.... Al-Azhar koq nggak ikut Wahabi.... lucu kan?
Sudah sejak dulu Wahabi menjadi alat propaganda, termasuk politik dg membusuk2an bahwa Masyumi sarang Wahabi agar tidak memilih Masyumi, juga untuk mematikan semangat umat islam yg hendak kembali memurnikan Tauhid ( ini cerita alm bapak saya yg kebetulan bliu aktivis Masyumi ).
Mari kita cermati bersama;
> Pada tahun 1788 zaman pemerintahan Paku Buwono IV ( Sunan Bagus ). Beberapa org penganut faham Wahabi datang ke tanah jawa dan menyiarkan ajaran ini, bukan saja masuk ke Solo dan Jigja, tetapi juga ke Cirebon dan Madura, merekapun mendapat sambutan baik. Bahkan Sunan Bagus ( Paku Buwono IV ) tertarik dg ajaran Wahabi.
Namun kemudian Belanda mendesak agar orang2 Wahabi ini diserahkan kepadanya, karena Belanda tahu jika faham wahabi ini di kenal oleh masyarakat. Nah, lantaran desakan itu, maka orang2 wahabi ini ditangkapi dan diserahkan kepada Belanda yg kemudian oleh Belanda dikembalikan ke tanah Arab.
Pada tahun 1801 ( 12 tahun kemudian ) orang2 wahabi datang lg, tetapi bukan lg dari Arab melainkan putra Indonesia sendiri yaitu; Anak Minangkabau H. Miskin Pandai Sikat ( Agam ), H.Abdurrahman Piabang ( Lubuk Lima Puluh Koto ), H.Mohammad Haris Tuanku Lintau ( Lubuk Tanah Datar ). Mereka menyiarkan ajaran itu di Lubuk Agam ( Bukittinggi ) dan mendapat banyak murid dan pengikut. Salah satu pengikutnya adalah; Tuanku Nan Renceh Kamang, Tuanku Samik Empat Angkat. Dan akhirnya gerakan itu melebar dan meluas sehingga terbentuklah "Kaum Paderi" di antara mereka adalah " Tuanku Imam Bonjol" maka terjadilah perang paderi 37 tahun meteka melawan penjajahan Belanda.
Kemudian pada abad ke delapan belas dan sembilan belas gerakan wahabi dapat dipatahkan; -) Pertama; orang2 wahabi dapat diusir dari jawa. -) Kedua; Dikalahkan kekuatan senajata.
Namun di abad kedua puluh muncul lg. Di Minangkabau timbulah gerakan "Kaum Muda". Di Jawa datanglah K.H.A.Dahlan dan Syekh Soerkati. K.H.A.Dahlan dg Muhammadiyah. Syekh Soerkati membangu semangat baru di kalangan orang2 Arab, yg ketika dia datang orang2 Arab belum pecah menjd dua yaitu; Arrabithah Alawiyah dan Al Irsyad. Bahkan yg mendatangkan Syekh itu adalah dari kalangan yg kemudian membentuk Ar-Rabithah Adawiyah.
0 komentar:
Posting Komentar